Tidak Hanya Di Bali, Inilah Unik dan Sakralnya Nyepi suku Tengger Di Bromo

Kategori : Pariwisata, Ditulis pada : 31 Agustus 2025, 08:49:52

Nyepi dikenal luas sebagai hari suci umat Hindu di Bali—hari di mana seluruh pulau berdiam diri dan hening dalam ritual sakral menyambut Tahun Baru Saka. Namun, tahukah bahwa tradisi Nyepi juga dijalankan oleh Suku Tengger di Bromo, Jawa Timur? Meski memiliki tujuan spiritual yang serupa, keunikan dan cara perayaan Nyepi di dua tempat ini sangat berbeda, menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang ingin menghayati makna keheningan dan refleksi diri.

Nyepi di Bali: Keheningan Total yang Mendunia

Nyepi di Bali sangat dikenal sebagai hari hening yang wajib dipatuhi oleh seluruh penduduk dan tamu yang berada di pulau ini. Mulai pukul 6 pagi hingga 24 jam penuh, aktivitas seperti bekerja, bepergian, menyalakan api, hingga menyalakan lampu listrik dilarang atau sangat dibatasi dalam ritual "Catur Brata Penyepian". Jalanan menjadi kosong tanpa kendaraan, bandara pun ditutup sementara, menciptakan suasana sepi yang luar biasa di tengah kemeriahan pariwisata Bali selama ini.

Sebelum Nyepi, sehari sebelumnya, ritual ogoh-ogoh menjadi puncak perayaan dengan arak-arakan patung raksasa yang melambangkan roh jahat yang diusir dari desa. Nyepi memberikan waktu bagi manusia dan alam untuk beristirahat, menyucikan diri, pikiran, jiwa, dan juga bumi dari polusi dan aktivitas berlebih. Bahkan secara ekologis, dampaknya nyata; polusi udara dan emisi gas karbon berkurang drastis sehingga Nyepi juga dikenal sebagai "Hari Raya Keheningan" yang membawa manfaat lingkungan.

Nyepi di Bromo: Hening dan Sakralitas dalam Atmosfer Alam Pegunungan

Berbeda dengan skala besar Nyepi di Bali, Suku Tengger di Bromo menjalankan ritual spiritual pada hari Nyepi dengan cara yang lebih lokal dan sakral. Penduduk Tengger yang mayoritas memeluk agama Hindu ini memperingati Nyepi dengan konsep tapa brata, yakni menahan diri dari aktivitas dan kebisingan, serta melakukan doa dan ritual di desa-desa pegunungan.

Kalau di Bali bandara dan jalanan ditutup, di Bromo, kawasan gunung dan Desa Tengger juga ditutup total untuk wisatawan. Penutupan ini memastikan proses spiritual berlangsung khusyuk dan aman. Tidak ada tradisi ogoh-ogoh, tapi atmosfernya terasa sangat magis dengan keheningan di lereng gunung yang syahdu, ditemani udara pegunungan yang sejuk dan panorama alam yang memukau. Para warga serta tetua adat melakukan ritual dengan penuh khidmat, menjaga keseimbangan alam dan hubungan dengan leluhur.

Perbandingan Makna dan Tradisi

Meski berbeda cara, esensi Nyepi di Bali dan Bromo sama-sama mengajarkan pentingnya introspeksi, refleksi diri, dan menjaga keseimbangan alam semesta. Bali mengekspresikannya lewat keheningan total dan kreativitas budaya seperti ogoh-ogoh, sementara Bromo membawa makna yang lebih natural dan mistis, berfokus pada doa-doa di tempat terpencil yang menyatu dengan alam.

Kedua tradisi ini juga menegaskan pentingnya keberlanjutan pariwisata yang menghormati adat dan lingkungan. Penutupan akses wisata di momen ini bukan hanya menjaga kesakralan ritual, tapi juga memberikan "nafas" bagi alam dari dampak eksploitasi manusia.

Menikmati Nyepi dengan Bijak dan Spiritual

Bagi wisatawan yang ingin merasakan makna Nyepi secara otentik, kedua tempat ini memberikan pengalaman spiritual yang kaya makna. Di Bali, wisatawan harus sadar dan menghormati aturan hening dengan diam di penginapan, mengikuti suasana tenang, serta menyaksikan ritual sebelumnya. Sedangkan di Bromo, perjalanan spiritual mengharuskan menghargai proses ritual bersama suku Tengger dan menikmati keheningan alam yang magis.

Dengan travel partner seperti Dewisata, pengalaman menyambut Nyepi bisa dirancang personal dan nyaman, mulai dari tiket, akomodasi, hingga itinerary ritual spiritual, agar perjalanan penuh makna dan bebas hambatan.

Nyepi bukan sekadar ritual tahunan, tapi momentum suci untuk mengisi kembali jiwa, pikiran, dan alam dengan kedamaian. Dari keheningan bombastis di Bali hingga ritual sakral di Bromo, kedua tradisi ini menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang patut dilestarikan dan dihargai. Jelajahi keindahan sakral Nyepi dan rasakan kedamaian yang sesungguhnya bersama Dewisata, travel partner terbaik untuk perjalanan spiritual dan wisata budaya di Indonesia.

 

Sumber :

https://www.tempo.co/hiburan/hari-raya-nyepi-2025-sejarah-makna-hingga-larangan-selama-perayaan-1218240

https://travel.detik.com/travel-news/d-7832071/pengumuman-penting-wisata-bromo-tutup-total-saat-nyepi-dan-idul-fitri-2025

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c9vy9rw7ln9o

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://travelsys.co.id